Selamat datang di situs resmi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Jumat, 24 Mei 2013

“KESADARAN” KUNCI SUKSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DIPERDESAAN



1.    PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah suatu keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk hidup layak. Badan Pusat Statistik (BPS) berpendapat bahwa indikator nominal rata-rata kemiskinan di Indonesia sebesar Rp 211.000 per bulan per orang berdasar tingkat kebutuhan makanan dan non makanan. Sementara itu, Bank Dunia telah membuat pengukuran relatif mengenai kemiskinan dengan berstandar pada konsep purchasing power parity, yakni mulai dari standar US$ 1 , US$ 1,25 hingga US$ 2 per hari. Menurut Bappenas, kemiskinan adalah ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Berbagai program telah dilaksanakan pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan, namun masih terjadi banyak hambatan untuk menuju Indonesia bebas kemiskinan, hal ini disebabkan  karena kita masih memposisikan masyarakat miskin dan sangat miskin sebagai objek dalam sebuah kegiatan atau program. Seharusnya mereka dijadikan sebagai subjek, yaitu sebagai pelaku perubahan yang aktif terlibat dalam aktivitas program penanggulangan kemiskinan, Upaya besar yang telah dilakukan sejauh ini adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang telah menyebar hingga pelosok desa.

PNPM Mandri Perdesaan sebagai salah satu program penanggulangan kemikinan terbesar di Indonesia sejak awal menggunakan pendekatan operasional Pemberdayan Masyarakat. Pendekatan Pemberdayaan masyarakat diyakini akan semakin mempercepat proses penanggulangan kemiskinan. Salah satu tahapan yang sangat urgent dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan masyarakat adalah tahapan Penyadaran Masyarakat dan Stakeholder yang terlibat dalam program. Sekarang ini sudah terlalu banyak program yang mengusung agenda Pemberdayaan Masyarakat sebagai upaya untuk mengeluarkan  atau mengurangi tingkat kemiskinan. Tapi sangat disayangkan sampai saat ini hasilnyapun belum seperti yang diharapkan.
Tujuan penulisan esai ini adalah untuk mengkaji salah satu tahapan pemberdayaan masyarakat yang akan sangat menentukan keberhasilan proses pemberdayaan masyarakat di Republik yang kita cintai ini. Adapaun proses yang dimaksud adalah proses penyadaran masyarakat dan stakeholder yang terlibat dalam program.

2.    TAHAPAN PENYADARAN MASYARAKAT DAN STAKEHOLDER
DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Bukan rahasia umum lagi bahwa sumber daya manusia Indonesia dalam realitasnya masih perlu dibangun dan ditingkatkan kualitasnya. SDM memainkan peranan penting tidak hanya menciptakan insan-insan yang  berdaya saing di masyarakat sekaligus berkontribusi membangun bangsa dan negara. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang mempunyai daya saing yang memadai dan dapat berkontribusi bagi bangsa dan Negara adalah dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan nyata, dimana masyarakat bukan lagi dipandang sebagai obyek Pembangunan akan tetapi masyarakat harus dan wajib menjadi subyek pembangunan. Dalam konteks ini masyarakat bukan hanya sebagai pemanfaat atas hasil-hasil pembangunan tetapi merupakan perencana, pelaksana, pengawas dan pemelihara kegiatan.

Dalam rangka menjawab tantangan terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia dan untuk menciptakan SDM yang berdaya saing dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara salah satu pendekatan operasional yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pihak lainnya adalah memalui program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah sebuah konsep “proses menjadi”, bukan sebuah “ proses instan”. Sebagai proses pemberdayaan mempuyai tiga tahapan yaitu : tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan tahap pendayaan. Tahap penyadaran yakni dimana masyarakat diberi sebuah “ pencerahan” dalam arti memberikan penyadaran bahwa mereka mampu untuk memiliki “ sesuatu” dan bahwasanya mereka mempunyai kemampuan dan kapasitas yang luar biasa jika saja mereka mau mengeksplor dan menggali kemampuan dalam dirinya.

Tahap kedua yaitu pengkapasitasan, yaitu tahap dimana masyarakat yang diberdayakan diberikan  program pemampuan atau capacity building  untuk membuat mereka memiliki skill dalam mengelola manajemen diri dan sumber daya yang dimiliki. Kemudian tahap ketiga yaitu, tahap pemberian daya. Pada tahap ini mereka diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki atau sesuai kecakapan penerima. Sehingga masyarakat menjadi Mau, Tahu dan Mampu melakukan perubahan dalam hidunya kearah yang lebih baik.

Proses Penyadaran (Membuat Menjadi Sadar) merupakan proses awal atau tahapan pertama dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan proses ini akan sangat menentukan keberhasilan tahapan pemberdayaan  berikutnya. Keberhasilan proses penyadaran terlihat dari adanya Political Will dan Political Action dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan kegatan pemberdayaan masyarakat. Adanya kesadaran bukan hanya pada tataran Grass Root (Masyarakat akar rumput) akan tetapi juga pada tataran stakeholder lainnya (Pemerintah dan Swasta serta pelaku inti pemberdayaan).

Salah satu point penting dalam proses penyadaran adalah proses penanaman nilai-nilai pemberdayaan itu sendiri seperti kejujuran, berbuat baik, keberpihakan kepada pihak yang terabaikan dan gotong royong serta masih banyak nilai-nilai yang lainnya. Penanaman nilai ini bukan hanya sabatas retorika saja akan tetapi harus dicontohkan oleh semua pihak yang terlibat kegiatan pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah ada pepatah yang menyatakan “Jika Guru Kencing Bediri, Murid akan Kencing Berlari”. Pada berbagai lokasi ini akan terlihat dengan jelas, apabila proses penyadaran berlangsung dangan baik maka bisa dipastikan kegiatan pemberdayaan masyarakat juga akan berjalan dengan baik pula.

Dalam rangka membentuk kesadaran maka nilai-nilai pemberdayaan harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan secara berulang-ulang (repetisi). Selanjutnya kedua hal tersebut akan membentuk habits baru yang secara sadar akan melahirkan norma-norma baru dimasyarakat. Proses ini harus dilakukan secara terus menerus dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

3.    KESIMPULAN


  1. Pemberdayaan adalah sebuah konsep “proses menjadi”, bukan sebuah “ proses instan”.
  2.   Proses Penyadaran Masyarakat dan Stakeholder merupakan tahapan awal pemberdayaan masyarakat, keberhasilan proses ini akan sangat menentukan keberhasilan tahapan pemberdayaan berikutnya.
  3. Salah satu point penting dalam proses penyadaran adalah proses penanaman nilai-nilai pemberdayaan itu sendiri seperti kejujuran, berbuat baik, keberpihakan kepada pihak yang terabaikan dan gotong royong serta masih banyak nilai-nilai yang lainnya.
  4. Untuk membentuk kesadaran maka nilai-nilai pemberdayaan harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan secara berulang-ulang (repetisi).
*Aprilmi
*Fasilitator Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar