1.
PENDAHULUAN
Kemiskinan adalah suatu keadaan yang menunjukkan
ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk hidup layak. Badan Pusat
Statistik (BPS) berpendapat bahwa indikator nominal rata-rata kemiskinan di
Indonesia sebesar Rp 211.000 per bulan per orang berdasar tingkat kebutuhan
makanan dan non makanan. Sementara itu, Bank
Dunia telah membuat pengukuran relatif mengenai kemiskinan dengan berstandar
pada konsep purchasing power parity, yakni
mulai dari standar US$ 1 , US$ 1,25 hingga US$ 2 per hari. Menurut Bappenas,
kemiskinan adalah ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Berbagai program telah dilaksanakan pemerintah dalam rangka
pengentasan kemiskinan, namun masih terjadi banyak hambatan untuk menuju
Indonesia bebas kemiskinan, hal ini disebabkan
karena kita masih memposisikan masyarakat miskin dan sangat miskin sebagai
objek dalam sebuah kegiatan atau program. Seharusnya mereka dijadikan sebagai
subjek, yaitu sebagai pelaku perubahan yang aktif terlibat dalam aktivitas
program penanggulangan kemiskinan, Upaya besar yang telah dilakukan sejauh ini
adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang
telah menyebar hingga pelosok desa.
PNPM Mandri Perdesaan sebagai salah satu program
penanggulangan kemikinan terbesar di Indonesia sejak awal menggunakan
pendekatan operasional Pemberdayan Masyarakat. Pendekatan Pemberdayaan
masyarakat diyakini akan semakin mempercepat proses penanggulangan kemiskinan.
Salah satu tahapan yang sangat urgent dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan
masyarakat adalah tahapan Penyadaran Masyarakat dan Stakeholder yang terlibat
dalam program. Sekarang ini sudah terlalu banyak
program yang mengusung agenda Pemberdayaan Masyarakat sebagai upaya untuk
mengeluarkan atau mengurangi tingkat
kemiskinan. Tapi sangat disayangkan sampai saat ini hasilnyapun belum seperti
yang diharapkan.
Tujuan penulisan esai ini adalah untuk mengkaji salah satu
tahapan pemberdayaan masyarakat yang akan sangat menentukan keberhasilan proses
pemberdayaan masyarakat di Republik yang kita cintai ini. Adapaun proses yang
dimaksud adalah proses penyadaran masyarakat dan stakeholder yang terlibat
dalam program.
2. TAHAPAN
PENYADARAN MASYARAKAT DAN STAKEHOLDER
DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Bukan
rahasia umum lagi bahwa sumber daya manusia Indonesia dalam realitasnya masih
perlu dibangun dan ditingkatkan kualitasnya. SDM memainkan peranan penting
tidak hanya menciptakan insan-insan yang berdaya saing di masyarakat sekaligus berkontribusi
membangun bangsa dan negara. Salah
satu upaya yang dilakukan dalam rangka untuk menciptakan Sumber Daya Manusia
yang mempunyai daya saing yang memadai dan dapat berkontribusi bagi bangsa dan
Negara adalah dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
nyata, dimana masyarakat bukan lagi dipandang sebagai obyek Pembangunan akan
tetapi masyarakat harus dan wajib menjadi subyek pembangunan. Dalam konteks ini
masyarakat bukan hanya sebagai pemanfaat atas hasil-hasil pembangunan tetapi
merupakan perencana, pelaksana, pengawas dan pemelihara kegiatan.
Dalam
rangka menjawab tantangan terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia dan untuk
menciptakan SDM yang berdaya saing dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara salah
satu pendekatan operasional yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pihak lainnya
adalah memalui program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah sebuah konsep “proses
menjadi”, bukan sebuah “ proses instan”. Sebagai proses pemberdayaan
mempuyai tiga tahapan yaitu : tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan
tahap pendayaan. Tahap penyadaran yakni dimana masyarakat diberi sebuah “
pencerahan” dalam arti memberikan penyadaran bahwa mereka mampu untuk memiliki
“ sesuatu” dan bahwasanya mereka mempunyai kemampuan dan kapasitas yang luar
biasa jika saja mereka mau mengeksplor dan menggali kemampuan dalam dirinya.
Tahap kedua yaitu
pengkapasitasan, yaitu tahap dimana masyarakat yang diberdayakan
diberikan program pemampuan atau capacity building untuk membuat mereka
memiliki skill dalam mengelola manajemen diri dan sumber daya yang dimiliki.
Kemudian tahap ketiga yaitu, tahap pemberian daya. Pada tahap ini mereka
diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan
kualitas kecakapan yang telah dimiliki atau sesuai kecakapan penerima.
Sehingga masyarakat menjadi Mau, Tahu dan Mampu melakukan perubahan dalam
hidunya kearah yang lebih baik.
Proses
Penyadaran (Membuat Menjadi Sadar) merupakan proses awal atau tahapan pertama
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan proses ini akan sangat
menentukan keberhasilan tahapan pemberdayaan
berikutnya. Keberhasilan proses penyadaran terlihat dari adanya
Political Will dan Political Action dari pemerintah dan masyarakat dalam
melaksanakan kegatan pemberdayaan masyarakat. Adanya kesadaran bukan hanya pada
tataran Grass Root (Masyarakat akar rumput) akan tetapi juga pada tataran
stakeholder lainnya (Pemerintah dan Swasta serta pelaku inti pemberdayaan).
Salah satu point penting dalam proses penyadaran adalah proses penanaman
nilai-nilai pemberdayaan itu sendiri seperti kejujuran, berbuat baik,
keberpihakan kepada pihak yang terabaikan dan gotong royong serta masih banyak
nilai-nilai yang lainnya. Penanaman nilai ini bukan hanya sabatas retorika saja
akan tetapi harus dicontohkan oleh semua pihak yang terlibat kegiatan
pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah ada pepatah yang menyatakan
“Jika Guru Kencing Bediri, Murid akan Kencing Berlari”. Pada berbagai lokasi
ini akan terlihat dengan jelas, apabila proses penyadaran berlangsung dangan
baik maka bisa dipastikan kegiatan pemberdayaan masyarakat juga akan berjalan
dengan baik pula.
Dalam rangka membentuk kesadaran maka nilai-nilai pemberdayaan harus
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan secara berulang-ulang
(repetisi). Selanjutnya kedua hal tersebut akan membentuk habits baru yang
secara sadar akan melahirkan norma-norma baru dimasyarakat. Proses ini harus
dilakukan secara terus menerus dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
3.
KESIMPULAN
- Pemberdayaan adalah sebuah konsep “proses menjadi”, bukan sebuah “ proses instan”.
- Proses Penyadaran Masyarakat dan Stakeholder merupakan tahapan awal pemberdayaan masyarakat, keberhasilan proses ini akan sangat menentukan keberhasilan tahapan pemberdayaan berikutnya.
- Salah satu point penting dalam proses penyadaran adalah proses penanaman nilai-nilai pemberdayaan itu sendiri seperti kejujuran, berbuat baik, keberpihakan kepada pihak yang terabaikan dan gotong royong serta masih banyak nilai-nilai yang lainnya.
- Untuk membentuk kesadaran maka nilai-nilai pemberdayaan harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan secara berulang-ulang (repetisi).
*Fasilitator Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar