Indikator keberhasilan suatu pekerjaan yang
besar dan berat yaitu komitmen untuk
saling bekerja sama dan gotong royong, seperti petuah dulu berat sama dipikul ringan sama
dijinjing. Hal itu diperlihatkan oleh masyarakat Kelurahan tungkal II.
Kelurahan Tungkal II terletak di sebelah
barat kecamatan tungkal ilir, kondisi kelurahan ini sebagian wilayahnya sudah
padat dengan pemukiman penduduk, dan sebagian lainnya masih berada dalam
kondisi yang memprihatinkan, banyaknya ruas batang parit (anak sungai) menjadi
kendala masyarakat dalam kehidupan sehari – hari.
RT.03 dan RT.04 merupakan salah satu wilayah
yang berada di ruas batang parit 5, yang jumlah penduduknya kira-kira 1.500
jiwa, tempat ini memang bisa dicapai melalui jalur darat dengan menggunakan
sepeda motor, tetapi jika hujan turun, maka wilayah ini tidak memiliki akses
untuk keluar, kecuali jika menggunakan alat transportasi air. Yang lebih
menyedihkan lagi adalah di wilayah ini sudah berdiri sekolah madrasah, tetapi
jika musim hujan anak – anak tidak bisa pergi bersekolah karena jalan nya bukan
hanya sekedar becek, tetapi hancur menjadi seperti bubur, ini disebabkan karena
jalan nya terbuat dari tanah lokal, yaitu tanah gambut /lumpur.
Pada PNPM Mandiri perdesaan tahun anggaran
2013 yang lalu, akhirnya usulan pembangunan jalan rabat beton yang mereka
usulkan mendapatkan prioritas rangking pertama untuk didanai.
Permasalahan terjadi pada saat memulai
pelaksanaan kegiatan. Pada awal perencanaannya, jalan ini semula direncanakan
dengan ukuran 1,5 m x 1.500 m, dengan jumlah dana Rp. 349,800,000,-. (Sudah
termasuk operasional UPK dan TPK), pada saat mulai pelaksanaan pekerjaan, harga
BBM diumumkan oleh pemerintah mengalami kenaikan, sehingga harga material dan
harga transportasi melambung tinggi.
Setelah
dilakukan survey harga ulang dan dibuatlah RAB Revisi oleh Tim Teknis Desa dan
FT, maka pekerjaan pembangunan jalan rabat beton tersebut hanya bisa mencapai
950 m. Hal ini akhirnya disampaikan kepada warga setempat melalui forum
musyawarah khusus, dan hasilnya masyarakat sedikit kecewa.
Kekecewaan
masyarakat tersebut kembali berubah menjadi optimis, setelah diberikan
keterangan bahwa target awal masih bisa dicapai, tetapi dengan catatan bahwa
harga transportasi dan upah dapat diminimalkan. Maka disepakatilah secara
bersama bahwa masing-masing masyarakat wajib meluangkan waktu beberapa hari
dalam sebulan untuk bekerja secara gotong royong untuk melansir material, dan
untuk upah pekerjaan para tukang rela untuk dipotong hampir separoh dari harga
upah normalnya.
Setelah dua bulan berlalu, kini jalan rabat
beton tersebut telah selesai, walaupun tidak tercapai secara target maksimal,
ukuran yang bisa tercapai hanya 1,5 m x 1.460 m.
Akhirnya masyarakat RT. 03 – 04 dapat menikmati
jalan yang bagus.
By : Heri.M
(FK Kec. Tungkal Ilir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar