”Sayur-sayur itulah kata-kata yang
selalu diucap kan oleh ibu Taslimah, setiap kali menjajakan sayuran nya.”
Ibu Taslimah saat di kantor UPK,saat
mengajukan proposal.
|
Ibu Taslimah adalah seorang janda yang
di tinggal mati oleh suami nya sekitar beberapa tahun yang lalu, beliau berasal
dari desa Kelagian Baru, Kec Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ibu
Taslimah adalah salah satu anggota pemanfaat SPP yang di anggap berhasil dalam
pengelolaan keuangan simpan pinjam. Ibu yang berprofesi sebagai pedagang
sayuran keliling ini, Sebelum mengenal PNPM atau Simpan Pinjam Perempuan ( SPP
) beliau menekuni usaha sebagai pencari brondolan (sisa buah sawit yang
tercecer sesudah panen) itu pun di lakukakan di kebun-kebun milik tetangga
bukan milik sendiri dan penghasilan nya pun tidak menentu karena pekerjaan ini
tidak di lakukan setiap hari. Setelah mendengar informasi tentang simpan pinjam
di PNPM dengan persyaratan yang relatif gampang Beliau bertekad untuk alih
profesi sebagai penjual sayur keliling dan pada saat itu juga beliau kebetulan
sudah mempunyai kelompok. Berbekal tekad untuk mengubah nasib beliau mengajukan
proposal ke PNPM dimana pada saat itu beliau bersama anggota mengajukan
pinjaman sebanyak 10 juta,setelah proposal dinyatakan layak dan dicairkan
kekelompok, beliau mulai merintis usaha dagang sayur keliling dengan modal
sepeda motor butut peninggalan sang suami tercinta. Awal dari usaha tersebut
memang dirasakan berat oleh ibu Taslimah apalagi di saat musim hujan, karena
medan yang harus di tempuh adalah tanah kuning yang belum diaspal, tapi lama
kelaman beliau merasa menikmati profesi tersebut.