Berbekal
modal Rp 1 juta, kini Lilis memperoleh
penghasilan Rp 3 juta per bulan dari berjualan pisang goreng.
Impian
Mbak Lilis yang selama ini ingin membangun
usaha kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan suami, akhirnya bisa terkabul.
Dia dan kelompok arisannya mendapatkan dana pinjaman dari kegiatan Simpan
Pinjam khusus Perempuan (SPP) dari PNPM Mandiri Perdesaan. Mudah, tanpa agunan/
jaminan. Bahkan usahanya cukup berkembang. Dia berjualan gorengan: pisang goreng,
tahu goreng, bakwan, dan Tempe Goreng di sebuah
warung kecil,berupa pondok yang
beratap daun dan terpal.
Tanjung Benanak adalah salah satu desa di Kecamatan Merlung,Kabupaten Tanjung Jabung Barat
,Provinsi Jambi. Kecamatan ini sudah tujuh tahun berturut-turut mendapatkan dana PNPM Mandiri
Perdesaan. Desa Tanjung Benanak adalah salah
satu desa yang terjauh ke ibukota kecamatan. Masyarakatnya tergolong sedikit lebih
maju dibanding desa-desa lain. Meski begitu, banyak masyarakat yang belum
mendapatkan akses pendanaan usaha, termasuk Mbak Lilis.
"Kalau saya mendapat modal, saya akan buka usaha kecil-kecilan agar bisa
memberi tambahan penghasilan keluarga," ungkap istri Buruh Tani Tani Sawit ini (saat ini suaminya Menjadi KPMD).
Maklum,
segiat-giatnya bekerja, pendapatan sang suami masih belum mampu menutupi
kebutuhan harian rumahtangga mereka. "Orang miskin seperti kami ini sulit
mendapat pinjaman. Kalau di bank, kami harus punya jaminan. Kami tak punya
apa-apa untuk dijaminkan," keluh Lilis.
Lalu, bagaimana Mbak Lilis bisa
mendapat pinjaman dari PNPM-Perdesaan?
Pada
suatu hari, di Tahun 2012, Lilis mendengar pengumuman di Mesjid
ada undangan musyawarah PNPM-Perdesaan di Balai Desa. Hati kecil ibu ini
bertanya-tanya, musyawarah apa itu? Apa gerangan PNPM-Perdesaan itu? Dengan
rasa penasaran, Lilis datang ke
Balai Desa bersama warga lain. Disana, dia mendengar salah satu penjelasan
Kader Desa yang mengatakan, PNPM-Perdesaan juga dapat mendanai kegiatan Simpan
Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) tanpa jaminan. "Wah, saya langsung
tertarik. Saya berbunga-bunga," ujarnya.
Sepulang
dari rapat, tutur Lilis, dia
bergegas mencari ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok arisan karena kelompok
yang mengajukan pinjaman minimal berusia satu tahun. Lilis kemudian menjelaskan apa yang didengarnya di Balai Desa.
Selang beberapa hari, terdapat 45 ibu-ibu (9 Kelompok) yang
mengajukan minatnya.
Jumlah
dana pinjaman yang diajukan beragam, sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari Rp
500 ribu sampai Rp 1 juta. Mbak Lilis sendiri mengajukan
pinjaman Rp 1 Juta Rupiah. Setelah melalui beberapa tahap, mulai dari
verfisikasi sampai musyawarah prioritas usulan kegiatan, akhirnya kelompok Lilis bisa mendapatkan dana pinjaman yang diajukan (Perguliran ke –IX 2012). Kelompok ini dinamakan kelompok PANDAWA diketuai oleh Ibu Anih, Sekretaris
Lilis Suprianti dan Bendahara Nuratin serta anggotanya Sumirah dan
siti.
Impian
Lilis yang selama ini ingin membangun
usaha kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan suami akhirnya bisa terkabul.
Setelah menerima dana, dia pun mencari tempat yang cocok untuk memulai usaha
yang selama ini didambakan. Akhirnya, dia memilih tempat persis di dekat pasar. Disana didirikan warung kecil-kecilan dengan menjual
gorengan. Warung ini mulai buka pada sore hari. Dia pun menamakannya
dagangannya dengan PNPM, seperti pisang goreng PNPM.
Ternyata usahaya cukup
berkembang. Dengan modal Rp 1 juta, kini Lilis mampu mengantongi omset harian Rp
100 ribu atau Rp 3 juta sebulan. Ini penghasilan yang cukup besar bagi warga
yang semula tergolong rumahtangga miskin (RTM). "Alhamdulillah, sekarang
saya bisa bantu tambah-tambah suami," ungkapnya tetap merendah. Silakan
mampir bila bertandang ke Tanjung
Benanak. Hassan SP, Fasilitator Kecamatan Merlung Tanjung Jabung Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar