Selamat datang di situs resmi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Rabu, 27 November 2013

Lilis Suprianti & Pisang Goreng PNPM

Berbekal modal Rp 1 juta, kini Lilis memperoleh penghasilan Rp 3 juta per bulan dari berjualan pisang goreng.

Impian Mbak Lilis yang selama ini ingin membangun usaha kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan suami, akhirnya bisa terkabul. Dia dan kelompok arisannya mendapatkan dana pinjaman dari kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) dari PNPM Mandiri Perdesaan. Mudah, tanpa agunan/ jaminan. Bahkan usahanya cukup berkembang. Dia berjualan gorengan: pisang goreng, tahu goreng, bakwan, dan Tempe Goreng di sebuah warung kecil,berupa pondok  yang beratap daun dan terpal.
 
Tanjung Benanak adalah salah satu desa di Kecamatan Merlung,Kabupaten Tanjung Jabung Barat ,Provinsi Jambi. Kecamatan ini sudah tujuh tahun berturut-turut mendapatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan. Desa Tanjung Benanak adalah salah satu desa yang terjauh ke ibukota kecamatan. Masyarakatnya tergolong sedikit lebih maju dibanding desa-desa lain. Meski begitu, banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses pendanaan usaha, termasuk Mbak Lilis. "Kalau saya mendapat modal, saya akan buka usaha kecil-kecilan agar bisa memberi tambahan penghasilan keluarga," ungkap istri Buruh Tani Tani Sawit  ini (saat ini suaminya  Menjadi KPMD).

Maklum, segiat-giatnya bekerja, pendapatan sang suami masih belum mampu menutupi kebutuhan harian rumahtangga mereka. "Orang miskin seperti kami ini sulit mendapat pinjaman. Kalau di bank, kami harus punya jaminan. Kami tak punya apa-apa untuk dijaminkan," keluh Lilis. Lalu, bagaimana Mbak Lilis bisa mendapat pinjaman dari PNPM-Perdesaan?

Pada suatu hari, di Tahun 2012, Lilis mendengar pengumuman di Mesjid ada undangan musyawarah PNPM-Perdesaan  di Balai Desa. Hati kecil ibu ini bertanya-tanya, musyawarah apa itu? Apa gerangan PNPM-Perdesaan itu? Dengan rasa penasaran, Lilis datang ke Balai Desa bersama warga lain. Disana, dia mendengar salah satu penjelasan Kader Desa yang mengatakan, PNPM-Perdesaan juga dapat mendanai kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) tanpa jaminan. "Wah, saya langsung tertarik. Saya berbunga-bunga," ujarnya.

Sepulang dari rapat, tutur Lilis, dia bergegas mencari ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok arisan karena kelompok yang mengajukan pinjaman minimal berusia satu tahun. Lilis kemudian menjelaskan apa yang didengarnya di Balai Desa. Selang beberapa hari, terdapat 45 ibu-ibu (9 Kelompok) yang mengajukan minatnya. 

Jumlah dana pinjaman yang diajukan beragam, sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Mbak Lilis sendiri mengajukan pinjaman Rp 1 Juta Rupiah. Setelah melalui beberapa tahap, mulai dari verfisikasi sampai musyawarah prioritas usulan kegiatan, akhirnya kelompok Lilis bisa mendapatkan dana pinjaman yang diajukan (Perguliran ke –IX 2012). Kelompok ini dinamakan kelompok PANDAWA  diketuai oleh Ibu Anih, Sekretaris Lilis Suprianti dan Bendahara Nuratin serta anggotanya  Sumirah dan siti.

Impian Lilis yang selama ini ingin membangun usaha kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan suami akhirnya bisa terkabul. Setelah menerima dana, dia pun mencari tempat yang cocok untuk memulai usaha yang selama ini didambakan. Akhirnya, dia memilih tempat persis di dekat pasar. Disana didirikan warung kecil-kecilan dengan menjual gorengan. Warung ini mulai buka pada sore hari. Dia pun menamakannya dagangannya dengan PNPM, seperti pisang goreng PNPM.

Ternyata usahaya cukup berkembang. Dengan modal Rp 1 juta, kini Lilis mampu mengantongi omset harian Rp 100 ribu atau Rp 3 juta sebulan. Ini penghasilan yang cukup besar bagi warga yang semula tergolong rumahtangga miskin (RTM). "Alhamdulillah, sekarang saya bisa bantu tambah-tambah suami," ungkapnya tetap merendah. Silakan mampir bila bertandang ke Tanjung Benanak. Hassan SP, Fasilitator Kecamatan Merlung Tanjung Jabung Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar